“Ke Jakarta Aku kan kembali….”, itulah salah satu penggalan lagu lama milik Koes Plus yang mendendangkan cerita bahwa “meraup” uang itu barometernya adalah Kota Jakarta, tinggal boleh dimana saja, tapi mencari uang (berbisnis) Jakarta adalah barometernya. Lagu tadi juga menyiratkan seakan orang “daerah” dianggap kesaktian bisnisnya kurang afdol (kurang lengkap) kalau belum sukses merambah atau kalau yang berbisnis, mempunyai kantor di Jakarta. Tapi sekarang apakah sentra bisnis di tanah air tetap bertumpu selalu di Jakarta ?
Beberapa pebisnis yang pernah saya ajak “mengobrol-mengobrol” juga mengakui tingginya uang yang beredar di kota metropolitan barangkali masih menyebabkan Jakarta masih primadona utama bisnis di tanah air. Akan tetapi, Jakarta dengan segala kelebihannya ternyata sarat dengan beban yang infrastrukturnya tidak seimbang dengan percepatan permintaan. Misalnya, kemacetan saja sudah menyebabkan beberepa meeting penting saja tersendat, kiriman barang tersandera, polusi juga menggila sehingga ongkos kesehatan semakin tidak murah, menyebabkan “keseksian” Jakarta dari prespektif bisnis sedikit menurun. Sementara kota-kota lain di Republik ini, mulai menggeliat dengan segala peluang bisnisnya kian seksi, yang menarik untuk digarap. Mulai tidak kalah seksi dibanding Jakarta. Agaknya untuk meraup uang tidak mesti harus nglurug kota Jakarta.
Beberapa waktu lalu, majalah SWA menurunkan laporan utama “Indonesia Best Cities For Business” yang isinya pemeringkatan kota-kota yang pro bisnis di tanah air. Survey ini digelar dibarengi dengan kuesioner dan wawancara langsung terhadap pengusaha terpilih di kota/kabupaten tersebut. Indeks rekomendasi menggunakan Net Promoter Score (NPS). Semakin tinggi nilai NPS, semakin tinggi pula rekomendasi kabupaten/kota untuk tempat berbisnis dan berinvestasi.
Mana saja kota seksi yang pro bisnis itu? Inilah 10 Indonesia Most Recommended Cities for Business 2011 :
1. Kabupaten Gresik
2. Kota Medan
3. Kota bekasi
4. Kota Makasar
5. Kabupaten Deli Serdang
6. Kota Tangerang
7. Kota Karawang
8. Kota Sidoarjo
9. Kota Kediri
10. Kota Kudus
Dari laporan tersebut, kita juga bisa menilik langsung peran pemerintah daerah dalam menyumbang saham atmosfer yang pro bisnis. Misalnya Walikota Kota Makasar, Ilham Arief Sirajuddin yang kotanya menduduki peringkat ke-4, yang bertekad ingin menjadikan kota Makasar pusat bisnis di Indonesia Timur tetapi “living room” bagi para pebisnis. Komunikasi yang tidak main-main ini terbukti ampuh menggaet pebisnis kelas kakap berkenan menginjeksikan uangnya ke kota ini. Tak ayal, group Para pimpinan Chairul Tanjung pun bersedia membangun studio Trans dengan nilai 1,8 triliun di kota “Angin mamiri” ini. Sementara Group Agung Podomoro (properti) rata-rata membenamkan 10 Triliun per tahun di kota ini. Ehmmmm…sungguh gurih.
Sementara di laporan tersebut, beberapa kota-kota “berpotensi”, walaupun tidak masuk peringkat 10 besar tetapi diangkat karena “potensi bisnisnya” tidak kalah mengkilap pun tidak ketinggalan diulas. Misalnya, Kota Yogyakarta alias kota pelajar, walaupun sekilas tidak ada gedung bisnis menjulang tinggi, tetapi kota pelajar ini potensinya bisnisnya luar biasa. Para pelajar yang datang untuk sekolah di kota ini, bukanlah pelajar “kere” yang datang 15-25 tahun yang lalu yang datang dengan uang serba pas-pasan yang bersedia hidup “prihatin”. Mereka datang dengan sokongan uang saku yang begitu besar sehingga geliat bisnis di kota itu yang men-support kehidupan pelajar mulai dari penginapan, buku, restoran dan resto adalah sebuah kebutuhan sekarang. Pulang mudik lalu, saya melihat Bisnis kost-kost-an saja seakan tidak berhenti dibangun, terutama yang dekat dengan kampus-kampus besar. CafĂ© dan resto pun berdandan menyambut mereka yang biasa bergadang mengerjakan tugas sambil nongkrong. Sehingga fasilitas Wi-fi, tempat yang cozy (nyaman) menjadi sebuah keharusan yan pantang ditolak. Tertarik bikin restoran untuk para pelajar di Jogja? Sebuah Bisnis yang Cukup menjanjikan !
Masalahnya sekarang kesigapan kita untuk segera mengambil peluang menjadi kata kunci. Disamping kejelian untuk memetakan kota-kota yang sedang mekar-mekarnya tersebut dengan core business yang Anda lakoni. Kalau kombinasi dua hal tersebut bisa diramu dengan bijaksana, meraup rupiah sederas bisnis di kota Jakarta bukanlah mimpi di siang bolong. Sudah siapkah Anda berkiprah “menyerbu” kota-kota Pro Bisnis di Negeri ini?
MORE >>>